Sabtu, 21 Juni 2014

Cara Mengobati Anemia


Anemia Defisiensi Besi


Defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang paling sering dijumpai di seluruh dunia. Defisiensi besi paling sering memberikan gambaran darah yang mikrositik hipokromik, yang lain akibat talasemia, dan anemia sideroblastik (jarang). Besi merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan. Besi juga merupakan elemen yang paling sering ditemukan pada kerak bumi. Deposit besi yang berlebihan pada jaringan, yang bersifat toksik, akan menyebabkan kerusakan miokardium, pankreas, dan terutama hati.
Kebutuhan besi setiap hari adalah:

  • pria dewasa (1,0 mg)
  • anak-anak (1,5 mg)
  • wanita hamil (1,5-3 mg)
  • wanita menstruasi (2,0 mg)
Satu mililiter darah mengandung 0,5 mg besi. Jadi, kehilangan 10 ml darah setiap hari, tidak dapat dihindari lagi akan melebihi kemampuan absorbsi besi yang mencukupi walaupun dari diet yang baik. Hal ini menjelaskan penemuan adanya pemecahan besi pada 25% atau lebih wanita yang menstruasi, dalam berbagai tingkat.


Penyebab Defisiensi Besi
  • kehilangan darah kronis (misalnya ulkus peptikum, karsinoma gaster, sekum, kolon, traktus rektum urinarius, hemoroid, dan menoragia)
  • kebutuhan yang meningkat (misalnya pada masa kanak-kanank dan hamil
  • malabsorbsi (akibat gastrektomi, penyakit kolon, fitat dalam makanan)
  • malnutrisi, seperti diet vegetarian

Gejala Anemia

Gejala Umum
  •  Hemoglobin dibawah 7-8 gr/dl
  • kelemahan tubuh, lesu, mudah lelah, pucat, pusing, palpitasi, penurunan daya konsentrasi, sulit napas, mata berkunang-kunang, telinga mendenging, letargi, menurunnya daya tahan tubuh dan keringat dingin



Gejala Khas
  • koilonychia/spoon nail/kuku sendok, dimana kuku berubah jadi rapuh, bergaris-garis vertikal, dan jadi cekung sehingga mirip sendok
  • atrofi papil lidah. Permukaan lidah tampak licin dan mengkilap disebabkan hilangnya papil lidah
  • stomatitis angularis (inflamasi sekitar sudut mulut)
  • pica (keinginan makan yang tidak biasa)
  • disfagia (nyeri saat menelan)

Terapi Anemia
  • Terapi Besi Oral. Terapi ini merupakan terapi pilihan utama oleh karena efektif, murah, dan aman. Preparat yang tersedia adalah ferrous sulphat (sulfas ferosus) merupakan preparat pilihan pertama karena paling murah tetapi efektif. Dosis anjuran adalah 3 x 200 mg. Setiap 200 mg sulfas ferosus mengandung 66 mg besi elemental. Pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg mengakibatkan absorbsi besi 50 mg/hari yang dapat meningkatkan eritropoesis dua sampai tiga kali normal. Preparat lain seperti ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous succinate. Preparat besi oral sebaiknya diberikan saat lambung kosong, tetapi efek samping lebih sering dibandingkan dengan pemberian setelah makan. Efek samping adalah gangguan gastrointestinal 15-20%, keluhannya berupa mual, muntah, serta konstipasi. Pengobatan besi diberikan 3-6 bulan, ada juga yang menganjurkan 12 bulan setelah kadar Hb kembali normal. Untuk meningkatkan penyerapan besi dapat diberikan preparat vitamin C.
  • Terapi Besi Parenteral. Indikasi pemberian besi parenteral adalah karena intoleransi terhadap pe,berian besi oral, kepatuhan terhadap obat yang rendah, gangguan pencernaan seperti kolitis ulseratif yang dapat kambuh jika diberikan besi, dan karena keadaan dimana kehilangan darah banyak sehingga tidak cukup dikompensasi oleh pemberian oral. Preparat yang tersedia adalah iron dextron complex (mengandung 50 mg besi/ml), iron sorbitol citric acid complex, dan yang terbaru adalah iron ferric gluconate dan iron sucrase yang lebih aman. Terapi besi parenteral bertujuan untuk mengembalikan kadar Hb dan mengisi sebesar 500-1000 mg.
Pengobatan lain dapat juga dilakukan seperti diet tinggi protein (hewani), vitamin C diberikan 3 x 100 mg/hari untuk meningkatkan absorbsi besi, dan bila sudah anemia berat maka dilakukan transfusi darah. Jenis darah yang diberikan adalah PRC (Packed Red Cells) untuk mengurangi bahaya overload.

0 komentar:

Posting Komentar